Image of Mollo, Pembangunan dan Perubahan Iklim

Printed Book

Mollo, Pembangunan dan Perubahan Iklim



Masyarakat adat memiliki kepercayaan turun-menurun mengenai fungsi tanah, batu, pohon, dan air yang dianggap sama dengan tubuh manusia. Bagi mereka, air melambangkan darah, batu melambangkan tulang, dan tanah sebagai daging. Juga hutan yang mereka anggap sebagai kulit, paru-paru, atau juga rambut. Fatu, nasi, noel, afu amasat a fatis neu monit mansian, batu, hutan, air, dan tanah bagai tubuh manusia. Aleta Baun, perempuan adat Mollo, Penerima 2013 Goldman Environmental Prize awardProyek-proyek pertambangan, reboisasi, HTI, hingga privatisasi air di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, yang menyebabkan kerusakan alam yang parah, ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim. Menghadapi hal tersebut, bagaimana solusi masyarakat adat Tiga Batu Tungku (Mollo, Amanuban, Amanatun) untuk memulihkan kerusakan alam akibat pembangunan dan bagaimana daya tahan mereka terhadap dampak perubahan iklim yang dihadapi?Siti Maemunah, lebih 15 tahun menekuni daya rusak pertambangan terhadap masyarakat, khususnya perempuan, perubahan agraria, dan kerusakan lingkungan. Ia memimpin Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) pada 2003 - 2010, dan banyak menulis artikel, opini dan buku tentang kebijakan pertambangan dan daya rusak pertambangan. Kini dia bekerja sebagai badan pengurus sekaligus peneliti di Sajogyo Institute dan Koordinator Tim Kerja Perempuan dan Tambang (TKPT).


Ketersediaan

598598LIB (Lemari III)Tersedia
599598LIB (Lemari III)Tersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
598
Penerbit Penerbit Buku Kompas : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
106 hal.,
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
9797099598
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya